Senin, 25 Maret 2013

PROFIL PAMALAYU BABEL

 PROFIL PAMALAYU BABEL

       Sejak dihapuskannya status “Negara Bagian” dalam Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950-an, wilayah Bangka Belitung (Babel) dijadikan Daerah tingkat II dalam propinsi Sumatera Selatan. Di bawah naungan propinsi tersebut, hampir tiga dekade wilayah Babel tidak dikenal oleh publik Indonesia. Barulah sejak datangnya angin Reformasi di tanah air pada tanggal 22 November 2000, masyarakat Babel memperjelaskan statusnya menjadi wilayah otonomi, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

     Dengan terwujudnya hak otonomi tersebut, sebagai pelaku pembangunan, masyarakat Babel tentunya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal yang tak kalah pentingnya adalah juga perlu adalah memperketat Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan, dengan terbukanya aliansi kerja antar masyarakat itu sendiri, baik pemerintah maupun swasta, lewat berbagai program yang strategis.

       Hal tersebut dilakukan mengingat, yakni pada level makro adanya fenomena global yang saat ini telah mulai menjajaki peradaban dengan aneka latar belakang masyarakatnya yang beragam warna. Baik sosial, budaya, suku, agama, maupun bahasa. Keragaman tersebut sejatinya harus menjadi cerminan tradisi belajar kebersamaan untuk menapak pembangunan kedepan yang lebih harmonis. Sementara pada level mikronya, adalah adanya partisipasi antar masyarakat (public participation) dalam menentukan langkah-langkah negara dan bangsa kedepan. Dalam hal ini, pemerintah hanya sebagai fasilitator pembangunan, sementara sebagai pelakunya adalah masyarakat itu sendiri.

    Masyarakat Babel yang mayoritas beretnik Melayu, tentu harus menjadi salah satu pelopor terhadap corak kemajuan pembangunan tersebut. Harapan ini bukanlah ungkapan tanpa alasan. Hal tersebut mengingat pada akar historis peradaban Melayu yang kuat diantara belahan peradaban besar lainnya di dunia. Identitas budaya Melayu yang turut membentuk karakter Indonesia, tentu merupakan sinyal bagi generasi di wilayah Babel agar bersiap diri untuk mewujudkan makna filosofis kejayaan Melayu yang pernah ditoreh untuk zamannya waktu itu. Langkahnya tentu saja dengan bekerjasama antar komponen anak bangsa ini dengan cara mengembangkan dan memberdayakan sumber daya manusianya yang terdidik.

    Sebagai motor penggerak kejayaan itu, siapa lagi kalau bukan mempersiapkan SDM mahasiswanya yang sedang menuntut ilmu di semua perguruan tinggi di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Dengan cara ini, segenap pengembangan potensi yang ada, akan lebih teroganisir. Dengan keutuhan sistem yang dibangun secara alamiah terberdayakan menjadi calon-calon pemimpin. Didirikan pada 06 Juni 2004, beberapa mahasiswa yang berasal dari Babel di Jakarta, telah berkomitmen untuk menelurkan calon-calon pemimpin tersebut dalam sebuah wadah perjuangan, yang bersama Persatuan Mahasiswa Melayu Kepulauan Bangka Belitung atau disingkat PAMALAYU BABEL.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Al Bangkawi Blogger Themes | Bloggerized by Ryeandhat - Premium Blogger Themes | PAMALAYU Bangka Belitung