Senin, 25 Maret 2013

MENGENAL MAKNA ATAU MAKSUD DARI GURINDAM DUA BELAS

MENGENAL MAKNA DAN MAKSUD DARI
GURINDAM DUA BELAS
 
    Gurindam secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi. Gurindam 12 adalah sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Adapun beliau adalah seorang sastrawan di Kepulauan Riau pada masanya dan diakui sebagai salah satu Pahlawan Nasional.
Mengenai sebab-sebab Raja Ali Haji menciptakan gurindam adalah sebagai mas kawin yang diberikan kepada Engku Puteri Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat. Mas kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya.
    Dalam kata-kata yang termaktub di gurindam tersebut sangat kental sekali nuansa keislaman, dikarenakan gurindam tersebut memang berisi wejangan maupun nasehat yang sangat berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat dimana Raja Ali Haji itu tinggal, yaitu masyarakat Melayu. Hal ini dimungkinkan karena dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu sebagai dampak dari lancarnya proses Islamisasi di wilayah tersebut, khususnya kepulauan Riau.

       Dari bahasa yang di bentuk menjadi sebuah kata lalu menjadi kalimat yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya dan Ciri-Ciri yang Terkandung Dalam Gurindam dua belas.

1. Rangkap
    Di dalam setiap pasal di Gurindam mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap. Setiap baris ke baris di dalam gurindam 12 membawa makna yang lengkap dan saling berkesinambungan antara baris pertama terhadap baris berikutnya. Baris pertama biasanya dikenali sebagai “syarat” dan baris kedua sebagai “jawab”. Baris pertama atau “syarat” menyatakan suatu pikiran atau peristiwa sedangkan baris kedua atau “jawab” menyatakan keterangan atau menjelaskan apa yang telah dinyatakan oleh baris atau ayat pertama tadi.

2. Perkataan
    Jumlah perkataan sebaris tidak tetap.

3. Suku Kata
    Jumlah suku kata tidak tetap.

4. Rima
    Rima akhir tidak tetap.

5. Maksud dari setiap pasal gurindam

A.   PENDAPAT-PENDAPAT
·       Dalam bukunya yang berjudul puisi lama St. takdir Alisyahbana memberikan keterangan tentang gurindam sebagai berikut: Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat majemuk, yang di bagi menjadi 2 baris bersajak.

·       Dr. J.S Badudu, dalam bukunya sari kesustraan Indonesia menjelaskan bahwa gurindam sebenarnya merupakan sebuah kalimat yang terbagi 2 dengan akhir baris berirama sama.
Gurindam termasuk ke dalam puisi lama yang banyak terdapat dalam masyarakat Melayu Indonesia. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji (1809-1872). Gurindam ini dinamakan Gurindam Dua Belas karena gurindam tersebut terdiri dari dua belas pasal. Hampir semua lariknya mempunyai rima yang sama dalam satu bait.

B.  MAKNA SETIAP PASAL

Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama
“ Memberi nasihat tentang agama (religius) ”
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
  • Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya.
 Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
  •  Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
  • Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
  • Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
  • Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu hanya sesaat
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
  • Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Makna yang terkandung dalam Pasal Kedua
Menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
  • Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
  • Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
  • Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
  • Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
  • Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.
 
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
  • Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
  • Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
  • Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
  • Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
  • Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
  • Hidup harus dijalani penuh semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
  • Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi

Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
“Tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
  • Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
  • Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
  • Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
  • Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
  • Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata orang lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
  • Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
  • Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
  • Jagalah setiap perbuatan kita
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
  • Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
  • Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
  • Jangan mengambil pekerjaan yang haram

Makna yang terkandung dalam Pasal Kelima
Tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar ”
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
  •  Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
  • Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
  • Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
  • Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
  • Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
  • Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat

Makna yang terkandung dalam Pasal Keenam
Tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk ”
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
  • sahabat yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
  • Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
  • Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
  • Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
  • Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.

Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
“ Berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri”
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
  • Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
  • Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
  • Setiap pekerjaan harus ada persiapannya
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
  • Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
  • Jangan suka menghina orang lain
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
  • Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
  • Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
  • Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
  • Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
  • Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
  • Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).

Makna yang terkandung dalam Pasal Kedelapan
“ Berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang ”
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
  • Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
  • Jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
  • Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
  • Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
  • Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
  • Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
  • Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar

Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
Berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
  • Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
  • Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
  • Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
  • Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
  • Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
  • Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
  • Orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.

Makna yang terkandung dalam Pasal Kesepuluh
Berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya ”
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
  • Jangan durharka terhadap bapa
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
  • Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
  • Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
  • Bersikap adilah sesama teman

Makna yang terkandung dalam Pasal Kesebelas
 
Bait Pertama :
Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa”
    Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).


Bait Kedua :
Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela
    Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR. Bukhari)


Bait Ketiga :
"Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat"
     Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu” (HR. Turmudzi)


Bait Kempat :
"Hendak marah dahulukan hajat"
    Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia.

Bait Kelima :
"Hendak dimulai jangan melalui"
     
Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai

Bait Keenam :
"Hendak ramai, muliakan perangai"
     Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)


Makna yang terkandung dalam Pasal sebelas
Berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat ”
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
  • Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
  • Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat


Makna yang terkandung dalam Pasal Kedua belas

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
• Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama
 
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
• Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya
 
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
• Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia 
 
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
• Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
 
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
• Hormatilah setiap manusia
 
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
• Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah 
 
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
• . Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.


SEMOGA BERMANFAAT

SIAPAKAH RAJA ALI HAJI ?

RAJA ALI HAJI

Raja Ali Haji, Gurindam 12     Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad (Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, ca. 1808- Riau, ca. 1873) adalah Ulama, Sejarahwan, Pujangga, dan terutama pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa, buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia.

    Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.Kompleks makam beliau di pulau Penyengat, Tanjung PinangKompleks makam beliau di pulau Penyengat, Tanjung PinangKarya monumentalnya, Gurindam Dua Belas (1847), menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama merupakan kamus ekabahasa pertama di Nusantara.

      Ia juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah. dan Syair Sultan Abdul Muluk.Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu. Buku berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, Raja Ahmad.

     Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 5 November tahun 2004. 

Baca Juga:  Gurindam Dua Belas

PROFIL PAMALAYU BABEL

 PROFIL PAMALAYU BABEL

       Sejak dihapuskannya status “Negara Bagian” dalam Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950-an, wilayah Bangka Belitung (Babel) dijadikan Daerah tingkat II dalam propinsi Sumatera Selatan. Di bawah naungan propinsi tersebut, hampir tiga dekade wilayah Babel tidak dikenal oleh publik Indonesia. Barulah sejak datangnya angin Reformasi di tanah air pada tanggal 22 November 2000, masyarakat Babel memperjelaskan statusnya menjadi wilayah otonomi, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

     Dengan terwujudnya hak otonomi tersebut, sebagai pelaku pembangunan, masyarakat Babel tentunya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal yang tak kalah pentingnya adalah juga perlu adalah memperketat Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan, dengan terbukanya aliansi kerja antar masyarakat itu sendiri, baik pemerintah maupun swasta, lewat berbagai program yang strategis.

       Hal tersebut dilakukan mengingat, yakni pada level makro adanya fenomena global yang saat ini telah mulai menjajaki peradaban dengan aneka latar belakang masyarakatnya yang beragam warna. Baik sosial, budaya, suku, agama, maupun bahasa. Keragaman tersebut sejatinya harus menjadi cerminan tradisi belajar kebersamaan untuk menapak pembangunan kedepan yang lebih harmonis. Sementara pada level mikronya, adalah adanya partisipasi antar masyarakat (public participation) dalam menentukan langkah-langkah negara dan bangsa kedepan. Dalam hal ini, pemerintah hanya sebagai fasilitator pembangunan, sementara sebagai pelakunya adalah masyarakat itu sendiri.

    Masyarakat Babel yang mayoritas beretnik Melayu, tentu harus menjadi salah satu pelopor terhadap corak kemajuan pembangunan tersebut. Harapan ini bukanlah ungkapan tanpa alasan. Hal tersebut mengingat pada akar historis peradaban Melayu yang kuat diantara belahan peradaban besar lainnya di dunia. Identitas budaya Melayu yang turut membentuk karakter Indonesia, tentu merupakan sinyal bagi generasi di wilayah Babel agar bersiap diri untuk mewujudkan makna filosofis kejayaan Melayu yang pernah ditoreh untuk zamannya waktu itu. Langkahnya tentu saja dengan bekerjasama antar komponen anak bangsa ini dengan cara mengembangkan dan memberdayakan sumber daya manusianya yang terdidik.

    Sebagai motor penggerak kejayaan itu, siapa lagi kalau bukan mempersiapkan SDM mahasiswanya yang sedang menuntut ilmu di semua perguruan tinggi di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Dengan cara ini, segenap pengembangan potensi yang ada, akan lebih teroganisir. Dengan keutuhan sistem yang dibangun secara alamiah terberdayakan menjadi calon-calon pemimpin. Didirikan pada 06 Juni 2004, beberapa mahasiswa yang berasal dari Babel di Jakarta, telah berkomitmen untuk menelurkan calon-calon pemimpin tersebut dalam sebuah wadah perjuangan, yang bersama Persatuan Mahasiswa Melayu Kepulauan Bangka Belitung atau disingkat PAMALAYU BABEL.

GURINDAM DUA BELAS

GURINDAM DUA BELAS

   Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang akhirul jaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya. 'Amma ba’du' daripada itu maka tatkala sampailah Hijratun Nabi 1263 Sanah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab hari Selasa mana telah ta’ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara Melayu yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada perkataannya itu pada orang yang ada menaruh akal maka adalah banyaknya gurindam itu hanya duabelas pasal di dalamnya.

Syahdan

     Adalah beda antara gurindam dengan syair itu aku nyatakan pula bermula arti syair Melayu itu perkataan yang bersajak yang serupa dua berpasang pada akhirnya dan tiada berkehendak pada sempurna perkataan pada satu-satu pasangnya bersalahan dengan gurindam. 
    Adapun arti gurindam itu yaitu perkataan yang bersajak juga pada akhir pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab.
 

Bermula inilah rupanya syair 

Dengarkan tuan suatu rencana
Mengarang di dalam gundah gulana
Barang kali gurindam kurang kena
Tuan betulkan dengan sempurna

Inilah arti gurindam yang dibawah syatar ini

Persamaan yang indah-indah
Yaitu ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur
Akan gurindam yang beratur

INI GURINDAM PASAL YANG PERTAMA
 
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji

INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA

Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Hendaklah pelihara kak
Daripada berjalan membawa rugi

INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih

INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA

Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM

Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi

INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH

Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar

INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN

Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka

INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Adapun orang tua(h) yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru

INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH

Dengan bapa jangan derhaka
Supaya Allah tidak murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil

INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS

Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendak jadi kepala

Buang perangai yang cela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat 
Murahkan perangai
Hendak marah
Dahulukan hujjah
Hendak dimalui
Jangan memalui
Hendak ramai
Murahkan perangai 


INI GURINDAM PASAL KEDUABELAS

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta

Tamatlah gurindam yang dua belas pasal karangan Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga (1263)  kepada tiga likur hari bulan Rajab, Selasa, jam pukul lima, Negeri Riau Pulau Penyengat.

Minggu, 24 Maret 2013

TUNJUK AJAR MELAYU - II.6. RENDAH HATI

TUNJUK AJAR MELAYU
(Untuk Pemula)
Bagian - II : KARAKTER DASAR ORANG MELAYU 
 
  
6.  RENDAH HATI
Pengantar
     Salah satu sifat terpuji dalam budaya Melayu lainya adalah sifat rendah hati. Sikap ini secara turun temurun di kekalkan dalam kehidupan kita sebagai jati diri. Konon, istilah "Melayu" itu pun berasal dari "melayukan" diri, yakni merendahkan hati, berlaku lemah lembut, dan berbuat ramah tamah. Oleh karenanya, orang Melayu umumnya menjauhi sifat angkuh, mengelakkan sombong dan pongah, menghindari berkata kasar, dan tidak mau membesar-besarkan diri sendiri.
    Orang tua-tua mengatakan, "adat Melayu merendah selalau". "Merendah" yang dimaksud disini adalah merendahkan hati, bermuka manis, dan berlembut lidah, tidak "rendah hati" atau pengecut. Sifat rendah hati adalah cerminan dari kebesaran hati, tahu diri, dan menghoirmati orang lain.
     Dengan sifat rendah hati, orang Melayu lazim terlihat sederhana, tidak bermewah-mewah kelewat batas, baik dalam perjamuan makan, berpakaian, maupun dalam kelengkapan rumah tangganya. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat yang suka memamerkan kekayaan. Orang yang sengaja menonjol-nonjolkan kekayaan harta, pangkat, kedudukan, keturunan, bahkan kepandaian demi pamer disebut dengan orang besar kepal, bengak, sombong, pongah, besar mulut, tinggi hati, tak tahu diri dan sebagainya. Orang seperti ini tidak disenangi oleh masyarakat, bahkan mereka diejek serta direndahkan dalam pergaulan. Orang tua-tua mengatakan "siapa suka berlagak sombong, dadanya hampa kepalanya kosong". Sebaliknya orang yang rendah hati disanjung, dipuji, dan dihormati masyarakatnya.
***
Untaian Ungkapan
 
Apa tanda Melayu jati
Budi halus dan rendah hati
Lemah lembut sebarang pekerti
Sesama umat ia hormati
Pantang baginya membesarkan diri
Sifatnya tidak tinggi hati
Lidahnya lunak pantang meninggi
 
Apa tanda Melayu terbilang
Hatinya rendah dadanya lapang
Sopan santun menghadap orang
Budinya halus tidak temberang
 
Apa tanda Melayu bertuah
Berkata merendah-rendah
Muka manis, hati pun rendah
Sombong menyombong ia tak pernah
Hati lembut, cakap merendah
Tahu memelihara kaki dan lidah
 
Apa tanda Melayu beriman
Cakapnya halus, lakunya sopan
 
Apa tanda Melayu berilmu
Membesarkan dirinya ianya malu
 
Apa tanda Melayu beradat
Hatinya rendah, lakunya khidmat
Hatinya rendah mensyukuri nikmat
 
***
Barang siapa hendak berbudi
Luruskan niat rendahkan hati
 
Barang siapa hendak terhormat
Lembutkan lidah peganglah adat
 
Barang siapa hendak terpandang
Haluskan laku jangan temberang
 
Barang siapa hendak selamat
Hati rendah laku pun khidmat
 
Barang siapa memelihara marwah
Haluskan budi pelihara lidah
 
Barang siapa memelihara martabat
Sesama menusia berlaku hormat
 
Barang siapa suka merendah
Kemana pergi beroleh berkah
 
Barang siapa berendah hati
Kemana pergi orang memuji
 
Rendah hati tanda berbudi
Lembut lidah tanda bermarwah
 
Hati rendah membawa tuah
Dada lapang membawa menang
 
***
Ciri Orang Sombong
 
Apa tanda Orang celaka
Sifatnya sombong bercampur pongah
 
Apa tanda orang keji
Suka membesarkan diri sendiri
 
Apa tanda orang tak senonoh
Kemana pergi sifatnya angkuh
 
Apa tanda orang merugi
Cakap besar lagak meninggi
 
Apa tanda orang tercela
Tinggi hati besar kepala
 
Apa tanda orang terkutuk
Sifat sombong perangai pun buruk
 
Apa tanda orang terlaknat
Membanggakan diri ke laut ke darat
 
Apa tanda orang yang hina
Suka melagak semena-mena
 
Apa tanda orang yang nista
Cakap besar dadanya hampa

Kalau hidup besar cakap
Lambat laun masuk perangkap
 
Kalau hidup besar mulut
Alamat hidup akan kalut
 
Kalau hidup melagakkan kuasa
Alamat hidup mananggung siksa
 
Kalau hidup melagakkan harta
Lambat laun akan menderita
 
Kalau hidup melagakkan pangkat
Lambat laun ditimpa laknat

TUNJUK AJAR MELAYU - II.5. JUJUR

TUNJUK AJAR MELAYU
(Untuk Pemula)
Bagian - II : KARAKTER DASAR ORANG MELAYU 
 
  
5.  JUJUR
Pengantar
     Tunjuk Ajar Melayu amat banyak meyebut keutamaan sifat jujur, taat, setia, dan bersih hati. Orang tua-tua mengatakan,"Siapa jujur, hidupnya mujur". Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang jujur dan bersih hati dihormati dan disegani masyarakat. Kejujuran selalu dijadikan teladan bagi setiap orang.
***
Untaian Ungkapan
 
Apa tanda melayu jati
Lurus dan jujur sampai ke hati
Jujurnya tidak berbelah bagi
Hidupnya jujur sampailah mati
Lidahnya jujur hatinya suci
Jujur di mulut, lurus di hati
Karena jujurnya maulah mati
Membela kejujuran berani mati
 
Apa tanda Melayu terbilang
Hatinya jujur dadanya lapang
Jujurnya sampai ke sumsusm tulang
Jujur di muka, lurus di belakang
Jujur dan ikhlas tempat berpegang
 
Apa tanda Melayu bertuah
Hatinya jujur dan lembut lidah
Jujurnya tidak berbagi belah
Jujurnya sampai ke dalam tanah
Karena jujur tahan bersusah
Karena jujur menahan belasah
 
Apa tanda Melayu bijak
Jujur dan ikhlas menahan asak
Jujurnya kokoh tiada berganjak 

Apa tanda Melayu budiman
Hatinya jujur dibalut iman
Jujur dan ikhlas jadi pakaian
Jujur dan ikhlas jadi pedoman
Jujur dan ikhlas jadi pegangan
Jujur dan taat sepanjang zaman
Karena jujur tahan tak makan
Karena jujur tahan dilendan

Apa tanda Melayu terpandang
Karena jujur biar meragang

Apa tanda Melayu berbudi
Elok perangai dan lurus hati
Menegakkan kejujuran berani mati

Apa tanda Melayu mulia
Hatinya jujur dapat dipercaya

Apa tanda Melayu berbangsa
Hatinya jujur bertenggang rasa

Apa tanda Melayu bangsawan
Jujurnya tidak memilih kawan

Apa tanda Melayu beriman
Jujur dan ikhlas pantang menyeman
Jujur dan lurus sesama kawan
Jujurnya dapat jadi pegangan

Apa tanda Melayu beradat
Jujur hatinya dunia akhirat
Pada yang jujur ia bertempat
Jujur dan ikhlas menjadi tabiat
Jujurnya tidak dibuat-buat
Jujur ke laut, lurus ke darat
Jujurnya tidak dapat disukat
Jujur hatinya tahan dipahat
Karena jujur biar melarat
Kepada kejujuran ianya taat
Kepada kejujuran ianya berkhidmat
Kepada kejujuran hatinya bulat

***
Ciri Orang Pembohong
 
Menggunting dalam lipatan
Telunjuk lurus kelingking berkait
Angguk tidak geleng ya
Lidah bercabang
Lain di mulut lain di hati
Lain di muka lain di belakang
Bermuka dua
 
Apa tanda orang yang keji
Lain di mulut lain di hati
 
Apa tanda orang terkutuk
Hati berbulu, lidah berkelok
 
Apa tanda orang terlaknat
Mulut busuk, lidah berkarat
 
Apa tanda orang durjana
Lain kerja, lain bicara
 
Apa tanda orang munafik
Hati busuk, lidah terbalik
 
Apa tanda orang mungkar
Tak pernah jujur dalam menakar
 
Apa tanda orang yang ingkar
Lidahnya selalu bertukar-tukar
 
Apa tanda orang jembalang
Cakapnya tidak dapat dipegang
 
Apa tanda orang celaka
Hidup selalu bermuka dua
 
Apa tanda orang durjana 
Kalau bercakap mengulum lidah
Kalau berjalan menumit langkah
Kalau berkawan mendurhaka
Kalau bergaul mengambil muka
Kalau bekerja bermuka dua

Karena tak jujur, hidup hancur
Karena tak jujur, aib bertabur
Karena tak jujur, hilanglah mujur
Karena tak jujur, badan terkubur
Karena tak jujur, anak bini kebulur
Karena tak jujur, muka berlumpur
Karena tak jujur, penat berjumur
Karena tak jujur, kepala bertelur

TUNJUK AJAR MELAYU - II.4. BERANI

TUNJUK AJAR MELAYU
(Untuk Pemula)
Bagian - II : KARAKTER DASAR ORANG MELAYU 
 
  
  4.  BERANI
Pengantar
       Orang Melayu menjunjung tinggi sifat berani, ksatria, taat, dan setia. Orang tua-tua mengatakan "Adat jantan berani, adat perempuan lembut hati". Dalam ungkapan ini dikatakan "Siapa berani ia terpuji, siapa penakut ia kan hanyut". 
       Tunjuk ajar Malayu menunjukkan pula bahwa  siafat berani yang dijunjung tinggi dan dihormati adalah berani karena benar, berani pada yang hak, berani menegakkan keadilan, berani menghapus arang dikening, berani dijalan Allah, dan sebagainya, yang bersifat menuju dan mengacu pada kebaikan. Orang tua-tua mengingatkan pula supaya tidak "Berani Babi" atau berani membabi buta dan melarang berani membela yang buruk, berani melanggar agama, berani melanggar adat, dan sebagainya.
        Keberanian sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, terutama untuk menegakkan keadilan, untuk membela kebenaran, dan untuk memperjuangkan keperluan hidup, berusaha mencari nafkah, membela bangsa dan negara, dan sebagainya. Orang tua-tua mengatakan,"Adat lelaki berani mati, adat perempuan memelihara kehormatan".
***
Untaian Ungkapan
 
Apa tanda Melayu jati
Dijalan Allah berani mati
Menegakkan keadilan berani mati
Membela yang hak lupakan mati
Menebus malu tak ingat mati
Membela negeri sampai kemati
Pada yang benar tempatnya mati
 
Apa tanda melayu terbilang 
Dijalan Allah mati dan hilang
Membela yang hak nyawa melayang
Membela yang benar jiwa melayang
 
Apa tanda Melayu bermarwah
Membela bangsa menyabung nyawa
Berani mati memenuhi sumpah
Membela yang patut pantang menyerah
 
Apa tanda Melayu jantan
Hidup matinya diatas kebenaran
Hidup matinya membela kebenaran
Berani mati dijalan Tuhan
 
Apa tanda Melayu bertuah
Berani mati memegang amanah
Berani mati menegakkan sunnah
Berani mati membela marwah
 
Apa tanda Melayu terpuji
Membela yang hak berpantang lari
Pada yang benar ia berani
 
Apa tanda Melayu berani
Hatinya tidak berbelah bagi
Musuh datang ia  mananti
Mengelakkan musuh pantang sekali
Dari pada aib biarlah mati
 
Apa tanda Melayu terpandang
Pantang sekali berbalik kebelakang
Berani memikul beban dan hutang
 
Apa tanda Melayu handal
Membela yang hak tahan dipenggal
 
Apa tanda Melayu beradat
Berani memikul sebab akibat
Membela yang hak tahan dikerat
Beraninya tidak dapat disukat
 
Apa tanda Melayu berbangsa
Berani tidak memilih asa  

Apa tanda Melayu pilihan
Berani melangkah berani berjalan
Berni berbuat berani menahan
Berani berhutang berani dilendan
 
***
Ciri Orang Pengecut
 
Apa tanda orang pengecut
Membela yang hak ianya takut
 
Apa tanda orang terkeji
Menghadapi musuh ianya lari
 
Apa tanda orang yang nista
Menghadapi lawan pucatlah muka
 
Apa tanda orang yang sesat
Beraninya menumpang pada yang kuat
 
Mulut besar hati berkarat
Bertemu lawan larinya cepat
 
Apa tanda orang durhaka
Hati pengecut besar selera
Pada yang berani mengambil muka
Pada yang lunak disudunya
Pada yang lemah diperkudanya
Pada yang susah dipelasahnya
 
Hati kecil besar kepala
Bersua lawan sembah menyembah
 
Siapa pengecut, makan kentut
Siapa pengecut, besarlah burut  

Siapa pengecut, kebuntut
Siapa pengecut, terjun kelaut

Yang takut mati, menepi
Yang takut bengkat, merangkak
 
Yang takut melawan, menghutan
Yang takut bersakit, menghimpit
 
Yang takut bersusah, makan tanah
Yang takut berpenat, berkulat
 
Yang takut berletih, tertindih
Yang takut berteruk, terpuruk
 
Yang takut bekerja, merana
Yang takut berbuat, melarat
 
Yang takut ke muka, celaka
Yang takut melangkah, musnah
 
Takut bertanggung jawab, terjerambab
Takut memikul beban, tak makan
 
Takut membela hak, tercampak
Takut membela milik, tergolek
 
Takut membela syarak, rusak
Takut membela yang benar, terkapar 

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Al Bangkawi Blogger Themes | Bloggerized by Ryeandhat - Premium Blogger Themes | PAMALAYU Bangka Belitung