Selasa, 30 April 2013

BUDAYA MELAYU

BUDAYA MELAYU

Ilustrasi budaya melayu 

     Budaya Melayu memang mengalami masa keemasannya pada zaman kerajaan-kerajaan Melayu dulu. Namun walau begitu budaya melayu tetap bertahan hingga kini. Hal ini terbukti lewat tetap digunakannya bahasa melayu dalam keseharian masyarakat Kepulauan Riau dan Riau.
Budaya melayu juga tetap dipertahankan di dalam prosesi adat. Seperti halnya di dalam acara pernikahan, acara berbalas pantun dan juga dalam memakai busana adat.Suku melayu berasal dari Kerajaan Suku Melayu Indonesia yang sekarang tersebar mulai dari Aceh, Medan, Riau, Jambi, Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu dan Nusa Tenggara, hingga ke ujung Indonesia bagian timur. 

Songket Bagian Seni Budaya Melayu

     Budaya Melayu juga dikenal dengan unsur seninya yang memikat. Siapa yang tak kenal dengan syair Gurindam 12 gubahan Raja Ali Haji yang terkenal hingga ke mancanegara itu. Namun seni budaya melayu bukan hanya berupa seni suara dan musik tapi juga pada seni tenun. Termasuk tenunan kain Songket yang dikenal sebagai salah satu karya seni anak melayu.
Songket adalah kain yang ditenun secara tradisional menggunakan tangan dan alat tenun. Bahan songket adalah dari benang sutra Tionghoa yang dipadu dengan benang emas dan perak dari India. Bahan material pembuatan songket ini memang berasal dari Cina dan India. Karena ternyata sejak dahulu pedagang Tionghoa(Cina) dan India telah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Melayu Indonesia.
   Tempat mereka melakukan transaksi terletak di daerah bagian pesisir pantai timur sumatra. Tepatnya di pulau Bintan sekarang, di mana mereka menambatkan kapal dagangnya di sana dan bertransaksi dengan suku melayu.  

Kerajaan Bintan

     Kerajaan Bintan merupakan sebuah kerajaan melayu yang sempat mengalami masa kejayaannya pada masa itu. Ibukota kerajaan Bintan terletak di pulau Basar yang sekarang lebih dikenal dengan nama pulau Bintan. Rajanya yang terkenal bernama Raja Asyhar-Aya (sekitar tahun 1100 masehi) memiliki seorang putri bernama putri Bintan.
     Raja ini mangkat saat sang putri belum dewasa sehingga tampuk pemerintahan untuk sementara dipegang oleh ibu suri Wan Sri Beni selama delapan tahun lamanya. Yaitu mulai dari tahun 1150 M hingga tahun 1158 M. (Kisah ini terdapat di dalam buku berjudul Butang Emas halaman 9).Sekarang pulau Bintan berada di dalam wilayah provinsi Kepulauan Riau yang beribukota provinsi di Tanjung Pinang.

Budaya Melayu Tertua

     Adanya kerajaan Bintan ini merupakan salah satu bukti bahwa sejarah peradaban budaya melayu Indonesia jauh lebih tua daripada budaya melayu negara lainnya. Selain bukti-bukti historis yang lebih nyata lewat situs-situs sejarah yang terus ditemukan kemudian. Termasuk kejayaan kerajaan Sriwijaya yang juga merupakan kerajaan melayu yang menguasai hampir seluruh asia tenggara.

Budaya Melayu

   Setiap masyarakat atau individu memiliki cara pandang tentang kehidupan yang berbeda, pandangan hidup sebuah cara pandang manusia yang bersifat mendasar tentang diri dan dunianya yang menjadi panduan untuk meraih kehidupan yang bermakna. Cara pandang tersebut berfungsi sebagai sarana untuk merespon dan menerangkan permasalahan eksistensial kehidupan seperti, Tuhan, manusia, dan dunia (alam semesta).
     Setiap masyarakat pasti memiliki pandangan hidupnya sendiri-sendiri, tidak terkecuali masyarakat Melayu. Melayu sebagai sebuah identitas kultural, biasanya diasosiasikan dengan orang yang beragama Islam, beradat istiadat Melayu, dan menempati kawasan Melayu.
Defenisi semacam ini bersifat reduktif karena tidak semua orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai orang Melayu menempati kawasan Melayu, menganut agama Islam dan mempraktikkan adat istiadat Melayu. Hal ini memberikan gambaran bahwa Melayu bukanlah sebuah entitas kebudayaan yang tunggal dan homogen.
     Melayu ibarat rumah, yang di dalamnya dihuni oleh berbagai orang dengan cara pandang yang berbeda-beda, baik itu yang bersumber dari perbedaan sistem religi maupun keyakinan. Sistem religi dan keyakinan tersebut memungkinkan munculnya perbedaan-perbedaan dalam hal adat-istiadat dan ritual, konsepsi kosmologi dan waktu, sistem mata pencaharian, dan lain-lain.
Mengingat begitu beragamnya ekspresi kebudayaan yang disebabkan oleh pandangan hidup yang berbeda-beda pada masyarakat Melayu, di sini akan berusaha membahas dan menguraikan pandangan hidup orang Melayu yang beragam tersebut.
     Secara lebih rincinya, hal-hal yang diasumsikan terlingkup dalam pandangan hidup Melayu antara lain pandangan tentang Tuhan (pencipta), pandangan tentang kosmologi (dunia), pandangan tentang waktu, pandangan tentang nasib dan usaha, pandangan tentang manusia, pandangan tentang hantu, dan pandangan tentang leluhur. Selain budaya, Melayu pun terkenal dengan kulinernya. Dalam masyarakat Melayu, tradisi kuliner tersebut juga berkembang dengan baik, dengan citarasa khas Melayu. Sebagai contoh, kekhasan citarasa tersebut bisa dirasakan dalam masakan Tilam Cik Puan, Lontong Sagu Ikan Permata Geok, Es Pisang Tembatu dan Selasih.
    Selain kuliner, budaya Melayu pun memiliki kesenian yang menjadi warisan budaya. Kesenian melayu diciptakan sendiri oleh masyarakat melayu dan menjadi milik mereka secara bersama. Oleh sebab itu, kesenian melayu merupakan representative budaya melayu. Bisa dikatakan bahwa kesenian melayu merupakan bagian dari usaha orang melayu untuk merespon, memahami, menafsirkan, dan menjawab permasalahan yang mereka hadapi.
    Yang membedakan kesenian melayu dengan kesenian lainnya, yaitu latar belakang tradisi dan sistem budaya yang melahirkan kesenian tersebut. Latar belakang tradisi dan sistem budaya berhubungan dengan dengan pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai, norma dan lain-lain. Karena tradisi dan sistem budaya Melayu berbeda dengan sistem budaya lain, misalnya Jawa, maka pola ekspresi, tujuan dan falsafah nilai dalam kesenian Melayu juga berbeda dengan kesenian Jawa.
Dalam pengertian ini, kesenian tidak hanya sebagai ekspresi keindahan, tapi juga sebagai media penyampai pesan. Ide-ide estetika dan pesan budaya di atas terwujud dalam seni tari, seni musik, seni tenun, seni ukir, seni lukis, seni bela diri, seni teater dan permainan rakyat. Masing-masing bagian dikategorisasi lagi berdasarkan fase historis dan profanitas.
    Upacara adat menjadi bagian dari budaya melayu. Upacara adat melayu sangat banyak, di antaranya upacara adat pernikahan. Adat perkawinan dalam budaya Melayu terkesan rumit karena banyak tahapan yang harus dilalui. Kerumitan tersebut muncul karena perkawinan dalam pandangan Melayu harus mendapat restu dari kedua orang tua serta harus mendapat pengakuan yang resmi dari tentangga maupun masyarakat. Pada dasarnya, Islam juga mengajarkan hal yang sama. Meski tidak masuk dalam rukun perkawinan Islam, upacara-upacara yang berhubungan dengan aspek sosial-kemasyarakatan menjadi penting karena di dalamnya juga terkandung makna bagaimana mewartakan berita perkawinan tersebut kepada masyarakat secara umum.
    Dalam adat perkawinan Melayu, rangkaian upacara perkawinan dilakukan secara rinci dan tersusun rapi, yang keseluruhannya wajib dilaksanakan oleh pasangan calon pengantin beserta keluarganya. Hanya saja, memang ada sejumlah tradisi atau upacara yang dipraktikkan secara berbeda-beda di sejumlah daerah dalam wilayah geo-budaya Melayu.
Sebenarnya, jika mengikuti ajaran Islam yang murni, tahapan upacara perkawinan cukup dilakukan secara ringkas dan mudah. Dalam ajaran Islam, perkawinan itu sudah dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Ajaran Islam perlu diterapkan di berbagai daerah dengan menyertakan adat-istiadat yang telah menjadi pegangan hidup masyarakat tempatan.
Dalam pandangan Melayu secara umum, prinsip (syariat) Islam perlu “dikawinkan” dengan adat budaya masyarakat. Sehingga, integrasi ini sering diistilahkan sebagai “Adat bersendi syarak, Syarak bersendi Kitabullah”, atau “Syarak mengata, adat memakai” (apa yang ditetapkan oleh syarak itulah yang harus digunakan dalam adat).
     Dalam pandangan budaya Melayu, kehadiran keluarga, saudara-mara, tetangga, dan masyarakat kepada majelis perkawinan tujuannya tiada lain adalah untuk mempererat hubungan kemasyarakatan dan memberikan kesaksian dan doa restu atas perkawinan yang dilangsungkan.
Perkawinan yang dilakukan tidak berdasarkan pada adat Melayu setempat akan menyebabkan masyarakat tidak merestuinya. Bahkan, perkawinan yang dilakukan secara singkat akan menimbulkan desas-desus tidak sedap di masyarakat, mulai dari dugaan kumpul kebo, perzinaan, dan sebagainya.

Nah, itulah penjelasan mengenai budaya melayu. Semoga penjelasan yang disampaikan bermanfaat bagi Kita semua.

Selasa, 23 April 2013

KUMPULAN SYAIR MELAYU

TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
Wahai Ananda Mustika Ayah
Dalam Beriman Janganlah Goyah
Betulkan akal Luruskan Langkah
Mohon Petunjuk Kepada Allah
       Wahai Ananda Buah Hati Bunda
       Berpegang teguh Kepada Agama
       Beramalah Engkau Sehabis daya
       Supaya Selamat dari neraka

KEADILAN
Wahai Ananda Mustika Bunda
Adil dan benar hendaklah bela
Jagalah sehabis daya
Supaya hidupmu beroleh Pahala
       Wahai Ananda Bunga Idaman
       Kenang Olehmu ayah Berpesan
       Berlaku adil Janganlah segan
       Bersikap benar Jangan lah Enggan

BERTENGGANG RASA
Wahai Ananda dengarlah Petuah
Dalam bergaul janganlah meyalah
Dalam bercakap elok Lah lidah
Dalam berjalan Luruslah Langkah
       Wahai ananda dengar amanat
       Tengang menengang jadikan sifat
       Tolong menolong jadikan ibadat
       Supaya Selamat Dunia Akhirat

BERTANGGUNG JAWAB
Wahai Ananda permata Hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung Sebab akibat
Berani berbuat tahan Akibat
       Wahai Ananda kuatkan Iman
       Tunaikan Tugas jalankan Kewajiban
       Tanggung Jawabmu jangan abaikan
       Supaya hidupmu diridhoi Tuhan

MUSYAWARAH DAN MUFAKAT
Wahai ananda dengar amanat
Jangan sekali meninggalkan Mufakat
Elok berunding sebelum berbuat
Supaya kerjamu Jadi Selamat
       Wahai ananda dengarlah syair
       Duduk musyawarah Pantang Menyindir
       Mufakatkan akal gunakan fikir
       Supaya kerja tidak Mubazir

MENANAM DAN MEMBALAS BUDI
Wahai Ananda perbanyaklah Budi
Tetapi jangan minta dipuji
Ikhlas dan rela dalam memberi
Supaya Amalmu ALLAH Ridhoi
       Wahai Ananda Banyakkan ingat
       Bertanam budi mengikut adat
       Semoga Allah memberi rahmat

BERKASIH SAYANG DENGAN SESAMA
Wahai Ananda Intan dikarang
Hiduplah engkau berkasih sayang
Janganlah suka memusuhi orang
Sifat yang buruk hendaklah Buang
       Wahai ananda dengar madah
       Berkasih sayang besarlah faedah
       Dalam bergaul engkau merendah
       Supaya aibmu tidak terdedah

KEBERANIAN
Wahai ananda buah hati ayah
Sifat berani menegakkan marwah
Membela keadilan usah berlengah
Menegakan yang hak usah berkilah
       Wahai ananda luruskan niat
       Perangi oleh kerja maksiat
       Lawan olehmu dengki khianat
       Mati pun engkau berolah rahmat

KEJUJURAN
Wahai ananda buah hati bunda
Hiduplah jujur jangan durhaka
Jauhkan bohong haramkan dusta
Supaya hidup tiada ternista
       Wahai ananda intan pilihan
       Berterus terang janganlah segan
       Apa yang benar engkau katakan
       Apa yang salah engkau tunjukan

MEMANFAATKAN WAKTU
Wahai ananda permata hati
Hitunglah waktu dengan teliti
Masa berjalan cepat sekali
Bila tak ingin hidup merugi
       Wahai ananda ingatlah pesan
       Masa mudamu jangan abaikan
       Manfaatkan waktu dengan amalan
       Supaya selamat di hari kemudian

SIFAT AMANAH DAN MEMEGANG JANJI
Wahai ananda intan dikarang
Pegang kokoklah amanah orang
Kepercayaan jangan dibuang
Supaya Hidupmu dijalan terang..
       Wahai ananda peliharalah janji
       Kepercayaan orang jangan khianati
       Taat setia sampailah mati
       Supaya namamu tidak terkeji

SIFAT TAHU DIRI
Wahai Ananda pegang Amanah
Tahu diri sifat bertuah
Tahu berjalan mengatur langkah
Tahu berkata mengatur lidah
       Wahai ananda dengarlah peri
       Bertuah hidup tahukan diri
       Tahu dimana tempat berdiri
       Tahu dimana tempat berhenti

SIKAP RENDAH HATI
Wahai ananda kebanggaan bunda
Janganlah engkau mabuk dunia
Jangan silau memandang harta
Supaya hidupmu tidak menderita
       Wahai ananda dengarlah petuah
       Jauhi sifat sombong dan pongah
       Bergaulah dengan hati merendah
       Supaya hidupmu berolah berkah

PEMAAF DAN PEMURAH
Wahai ananda intan dikarang
Ikhlaskan hati memaafkan orang
Dendam kesumat hendaklah buang
Hati pemurah hidupmu lapang
       Wahai ananda dengar petuah
       Hiduplah dengan hati pemurah
       Sesama umat beramah tamah
       Maaf memaafakan karena Allah


Sumber ” Buku ” Tunjuk Ajar Melayu”
Karya : H. Tenas Efendi


Sabtu, 06 April 2013

LKD VI PAMALAYU BABEL



















Senin, 25 Maret 2013

MENGENAL MAKNA ATAU MAKSUD DARI GURINDAM DUA BELAS

MENGENAL MAKNA DAN MAKSUD DARI
GURINDAM DUA BELAS
 
    Gurindam secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi. Gurindam 12 adalah sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Adapun beliau adalah seorang sastrawan di Kepulauan Riau pada masanya dan diakui sebagai salah satu Pahlawan Nasional.
Mengenai sebab-sebab Raja Ali Haji menciptakan gurindam adalah sebagai mas kawin yang diberikan kepada Engku Puteri Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat. Mas kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya.
    Dalam kata-kata yang termaktub di gurindam tersebut sangat kental sekali nuansa keislaman, dikarenakan gurindam tersebut memang berisi wejangan maupun nasehat yang sangat berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat dimana Raja Ali Haji itu tinggal, yaitu masyarakat Melayu. Hal ini dimungkinkan karena dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu sebagai dampak dari lancarnya proses Islamisasi di wilayah tersebut, khususnya kepulauan Riau.

       Dari bahasa yang di bentuk menjadi sebuah kata lalu menjadi kalimat yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya dan Ciri-Ciri yang Terkandung Dalam Gurindam dua belas.

1. Rangkap
    Di dalam setiap pasal di Gurindam mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap. Setiap baris ke baris di dalam gurindam 12 membawa makna yang lengkap dan saling berkesinambungan antara baris pertama terhadap baris berikutnya. Baris pertama biasanya dikenali sebagai “syarat” dan baris kedua sebagai “jawab”. Baris pertama atau “syarat” menyatakan suatu pikiran atau peristiwa sedangkan baris kedua atau “jawab” menyatakan keterangan atau menjelaskan apa yang telah dinyatakan oleh baris atau ayat pertama tadi.

2. Perkataan
    Jumlah perkataan sebaris tidak tetap.

3. Suku Kata
    Jumlah suku kata tidak tetap.

4. Rima
    Rima akhir tidak tetap.

5. Maksud dari setiap pasal gurindam

A.   PENDAPAT-PENDAPAT
·       Dalam bukunya yang berjudul puisi lama St. takdir Alisyahbana memberikan keterangan tentang gurindam sebagai berikut: Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat majemuk, yang di bagi menjadi 2 baris bersajak.

·       Dr. J.S Badudu, dalam bukunya sari kesustraan Indonesia menjelaskan bahwa gurindam sebenarnya merupakan sebuah kalimat yang terbagi 2 dengan akhir baris berirama sama.
Gurindam termasuk ke dalam puisi lama yang banyak terdapat dalam masyarakat Melayu Indonesia. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji (1809-1872). Gurindam ini dinamakan Gurindam Dua Belas karena gurindam tersebut terdiri dari dua belas pasal. Hampir semua lariknya mempunyai rima yang sama dalam satu bait.

B.  MAKNA SETIAP PASAL

Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama
“ Memberi nasihat tentang agama (religius) ”
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
  • Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya.
 Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
  •  Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syari’at, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
  • Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
  • Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
  • Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu hanya sesaat
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
  • Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Makna yang terkandung dalam Pasal Kedua
Menceritakan tentang orang – orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
  • Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
  • Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
  • Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
  • Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
  • Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.
 
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
  • Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
  • Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
  • Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
  • Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
  • Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
  • Hidup harus dijalani penuh semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
  • Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi

Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
“Tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) ”
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
  • Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
  • Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
  • Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
  • Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
  • Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata orang lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
  • Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
  • Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
  • Jagalah setiap perbuatan kita
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
  • Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
  • Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
  • Jangan mengambil pekerjaan yang haram

Makna yang terkandung dalam Pasal Kelima
Tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar ”
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
  •  Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
  • Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
  • Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
  • Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
  • Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
  • Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat

Makna yang terkandung dalam Pasal Keenam
Tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk ”
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
  • sahabat yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
  • Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
  • Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
  • Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
  • Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.

Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
“ Berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri”
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
  • Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
  • Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
  • Setiap pekerjaan harus ada persiapannya
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
  • Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
  • Jangan suka menghina orang lain
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
  • Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
  • Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
  • Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
  • Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
  • Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
  • Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).

Makna yang terkandung dalam Pasal Kedelapan
“ Berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang ”
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
  • Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
  • Jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
  • Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
  • Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
  • Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
  • Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka
  • Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar

Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
Berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
  • Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
  • Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
  • Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
  • Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
  • Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
  • Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
  • Orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.

Makna yang terkandung dalam Pasal Kesepuluh
Berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya ”
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
  • Jangan durharka terhadap bapa
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
  • Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
  • Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
  • Bersikap adilah sesama teman

Makna yang terkandung dalam Pasal Kesebelas
 
Bait Pertama :
Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa”
    Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).


Bait Kedua :
Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela
    Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, “Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya)” (HR. Bukhari)


Bait Ketiga :
"Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat"
     Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu” (HR. Turmudzi)


Bait Kempat :
"Hendak marah dahulukan hajat"
    Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia.

Bait Kelima :
"Hendak dimulai jangan melalui"
     
Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai

Bait Keenam :
"Hendak ramai, muliakan perangai"
     Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)


Makna yang terkandung dalam Pasal sebelas
Berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat ”
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
  • Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
  • Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat


Makna yang terkandung dalam Pasal Kedua belas

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
• Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama
 
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
• Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya
 
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
• Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia 
 
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
• Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
 
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
• Hormatilah setiap manusia
 
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
• Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah 
 
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
• . Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.


SEMOGA BERMANFAAT

SIAPAKAH RAJA ALI HAJI ?

RAJA ALI HAJI

Raja Ali Haji, Gurindam 12     Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad (Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, ca. 1808- Riau, ca. 1873) adalah Ulama, Sejarahwan, Pujangga, dan terutama pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa, buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar itulah yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia.

    Ia merupakan keturunan kedua (cucu) dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan IV dari Kesultanan Lingga-Riau dan juga merupakan bangsawan Bugis.Kompleks makam beliau di pulau Penyengat, Tanjung PinangKompleks makam beliau di pulau Penyengat, Tanjung PinangKarya monumentalnya, Gurindam Dua Belas (1847), menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama merupakan kamus ekabahasa pertama di Nusantara.

      Ia juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah. dan Syair Sultan Abdul Muluk.Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu. Buku berjudul Tuhfat al-Nafis ("Bingkisan Berharga" tentang sejarah Melayu), walaupun dari segi penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwa-peristiwa secara lengkap. Meskipun sebagian pihak berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, Raja Ahmad.

     Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dimulai ayahnya. Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.Ia ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 5 November tahun 2004. 

Baca Juga:  Gurindam Dua Belas

PROFIL PAMALAYU BABEL

 PROFIL PAMALAYU BABEL

       Sejak dihapuskannya status “Negara Bagian” dalam Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950-an, wilayah Bangka Belitung (Babel) dijadikan Daerah tingkat II dalam propinsi Sumatera Selatan. Di bawah naungan propinsi tersebut, hampir tiga dekade wilayah Babel tidak dikenal oleh publik Indonesia. Barulah sejak datangnya angin Reformasi di tanah air pada tanggal 22 November 2000, masyarakat Babel memperjelaskan statusnya menjadi wilayah otonomi, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

     Dengan terwujudnya hak otonomi tersebut, sebagai pelaku pembangunan, masyarakat Babel tentunya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal yang tak kalah pentingnya adalah juga perlu adalah memperketat Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan, dengan terbukanya aliansi kerja antar masyarakat itu sendiri, baik pemerintah maupun swasta, lewat berbagai program yang strategis.

       Hal tersebut dilakukan mengingat, yakni pada level makro adanya fenomena global yang saat ini telah mulai menjajaki peradaban dengan aneka latar belakang masyarakatnya yang beragam warna. Baik sosial, budaya, suku, agama, maupun bahasa. Keragaman tersebut sejatinya harus menjadi cerminan tradisi belajar kebersamaan untuk menapak pembangunan kedepan yang lebih harmonis. Sementara pada level mikronya, adalah adanya partisipasi antar masyarakat (public participation) dalam menentukan langkah-langkah negara dan bangsa kedepan. Dalam hal ini, pemerintah hanya sebagai fasilitator pembangunan, sementara sebagai pelakunya adalah masyarakat itu sendiri.

    Masyarakat Babel yang mayoritas beretnik Melayu, tentu harus menjadi salah satu pelopor terhadap corak kemajuan pembangunan tersebut. Harapan ini bukanlah ungkapan tanpa alasan. Hal tersebut mengingat pada akar historis peradaban Melayu yang kuat diantara belahan peradaban besar lainnya di dunia. Identitas budaya Melayu yang turut membentuk karakter Indonesia, tentu merupakan sinyal bagi generasi di wilayah Babel agar bersiap diri untuk mewujudkan makna filosofis kejayaan Melayu yang pernah ditoreh untuk zamannya waktu itu. Langkahnya tentu saja dengan bekerjasama antar komponen anak bangsa ini dengan cara mengembangkan dan memberdayakan sumber daya manusianya yang terdidik.

    Sebagai motor penggerak kejayaan itu, siapa lagi kalau bukan mempersiapkan SDM mahasiswanya yang sedang menuntut ilmu di semua perguruan tinggi di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Dengan cara ini, segenap pengembangan potensi yang ada, akan lebih teroganisir. Dengan keutuhan sistem yang dibangun secara alamiah terberdayakan menjadi calon-calon pemimpin. Didirikan pada 06 Juni 2004, beberapa mahasiswa yang berasal dari Babel di Jakarta, telah berkomitmen untuk menelurkan calon-calon pemimpin tersebut dalam sebuah wadah perjuangan, yang bersama Persatuan Mahasiswa Melayu Kepulauan Bangka Belitung atau disingkat PAMALAYU BABEL.

GURINDAM DUA BELAS

GURINDAM DUA BELAS

   Segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam serta shalawatnya Nabi yang akhirul jaman serta keluarganya dan sahabatnya sekalian adanya. 'Amma ba’du' daripada itu maka tatkala sampailah Hijratun Nabi 1263 Sanah kepada dua puluh tiga hari bulan Rajab hari Selasa mana telah ta’ali kepada kita yaitu Raja Ali Haji mengarang satu gurindam cara Melayu yaitu yang boleh juga jadi diambil faedah sedikit-sedikit daripada perkataannya itu pada orang yang ada menaruh akal maka adalah banyaknya gurindam itu hanya duabelas pasal di dalamnya.

Syahdan

     Adalah beda antara gurindam dengan syair itu aku nyatakan pula bermula arti syair Melayu itu perkataan yang bersajak yang serupa dua berpasang pada akhirnya dan tiada berkehendak pada sempurna perkataan pada satu-satu pasangnya bersalahan dengan gurindam. 
    Adapun arti gurindam itu yaitu perkataan yang bersajak juga pada akhir pasangannya tetapi sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja jadilah seperti sajak yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab.
 

Bermula inilah rupanya syair 

Dengarkan tuan suatu rencana
Mengarang di dalam gundah gulana
Barang kali gurindam kurang kena
Tuan betulkan dengan sempurna

Inilah arti gurindam yang dibawah syatar ini

Persamaan yang indah-indah
Yaitu ilmu yang memberi faedah
Aku hendak bertutur
Akan gurindam yang beratur

INI GURINDAM PASAL YANG PERTAMA
 
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji

INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA

Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Hendaklah pelihara kak
Daripada berjalan membawa rugi

INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih

INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA

Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM

Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi

INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH

Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar

INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN

Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka

INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Adapun orang tua(h) yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru

INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH

Dengan bapa jangan derhaka
Supaya Allah tidak murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil

INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS

Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendak jadi kepala

Buang perangai yang cela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat 
Murahkan perangai
Hendak marah
Dahulukan hujjah
Hendak dimalui
Jangan memalui
Hendak ramai
Murahkan perangai 


INI GURINDAM PASAL KEDUABELAS

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta

Tamatlah gurindam yang dua belas pasal karangan Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga (1263)  kepada tiga likur hari bulan Rajab, Selasa, jam pukul lima, Negeri Riau Pulau Penyengat.

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Al Bangkawi Blogger Themes | Bloggerized by Ryeandhat - Premium Blogger Themes | PAMALAYU Bangka Belitung